Penderitaan bangsa Palestina yang dijajah rezim Zionis Israel akan selalu membakar dada para pencinta keadilan. Salah satunya tokoh besar revolusioner, Imam Khomeini yang menyerukan gerakan Yaumul Quds sedunia untuk membela Palestina.
Konsisten terus menyuarakan pembelaan atas Palestina, suara perlawanan dan pembelaan terhadap nasib bangsa Palestina, satu-satunya bangsa yang masih terjajah di zaman ini dari tahun ke tahun semakin meningkat. Termasuk di Indonesia.
Di berbagai kota besar Indonesia, demo damai Yaumul Quds diadakan oleh para pencinta keadilan dari berbagai elemen masyarakat secara serentak, Jumat (10/7).
Mujtahid Hashem, Direktur Voice of Palestine menyebutkan setidaknya ada 12 kota di Indonesia yang secara serentak menggelar demo Yaumul Quds.
“Demo Yaumul Quds 2015 ini ada di 12 kota di Indonesia secara serentak. Jakarta, Surabaya, Semarang, Lampung, Medan, Batam, Makasar, Pontianak, Balikpapan Palembang, Samarinda, Tenggarong,”tutur Mujtahid yang menjadi salah satu penggerak demo di Jakarta.
“Yaumul Quds ini adalah the largest annual demonstration in the world, demonstrasi tahunan terbesar di dunia. Dan ini menjadi bukti bahwa apa yang dikatakan Imam Khomeini di bulan Ramadhan untuk membela bangsa Palestina insya Allah dari tahun ke tahun semkain besar.”
“Gerakan ini akan memberi pressure yang luar biasa bagi terbebasnya Palestina dari rezim Israel. Dan tak hanya rezim Israel, akan tetapi semua masyarakat yang tertindas di dunia akan bebas, insya Allah,” ujar Mujtahid.
Kuatkan Ukhuwah, Bela Palestina
Demo Yaumul Quds di Jakarta dihadiri tiga ribuan pendemo yang berkumpul di depan Kedubes Amerika, lalu melakukan longmarch sampai ke Bundaran Hotel Indonesia. Berbagai tokoh berorasi mengutuk rezim Zionis Israel dan menyerukan pembelaan atas Palestina. Acara selesai sebelum maghrib dan ditutup dengan buka puasa bersama.
Di Surabaya, demo Yaumul Quds juga dihadiri hampir dua ribu orang. Ali Ridho, dari Media Centre Komite Umat Muslim Anti Amerika dan Israel (KUMAIL), menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah.
“Tema kita adalah mengingatkan kembali pentingnya ukhuwah Islamiyah,”ujar Ali Ridho. “Sebagaimana kita tahu akhir-akhir ini Amerika dan Zionis mempunyai propaganda baru, ingin memecah perhatian umat Islam terhadap Palestina. Yaitu dengan menciptakan dan membentuk ISIS. Esensinya untuk memporakporandakan Irak, Suriah, dan Yaman, agar perhatian umat Islam tidak lagi tertuju pada al-Quds dan pembebasan Palestina.”
Dalam upayanya memecahbelah ukhuwah inilah, Zionis menyebar isu sektarian. Karena itulah, menurut Ali penting sekali bagi Muslimin untuk menguatkan ukhuwah Islamiyah.
Demo Yaumul Quds di Surabaya sudah kali ke-15 dilakukan. Demo dimulai dari Konjen Amerika Serikat, dan setelah berorasi di situ, seluruh peserta aksi melakukan longmarch hingga ke Taman Bungkul. Demo berlangsung sampai hampir Maghrib menjelang berbuka puasa.
Sementara di Semarang, Jawa Tengah, sekitar 1500-an pendemo turun ke jalan menyuarakan pembelaannya terhadap bangsa Palestina. Berkumpul di Masjid Jami’ Baiturrahman dan longmarch ke Jl. Pahlawan.
Menurut Mujtahid, Koordinator demo, bagi masyarakat Semarang sudah terbiasa dengan demo Yaumul Quds yang selalu damai dan tertib. Aparat pun hanya beberapa orang saja yang menjaga karena sudah tahu bahwa aksi demonya selalu damai.
“Ini udah jadi kebiasaan. Polisi yang jaga beberapa orang saja karena tahu kita tertib, tak anarkis. Masyarakat juga terbiasa, tidak resisten,” tutur Mujtahid.
“Demo Yaumul Quds ini menyambut seruan Imam Khomeini untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, melawan penindasan Zionisme Israel, dan imperialisme,”ujar Mujtahid.
Di Sulawesi Tengah, DPW ABI bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan kelompok diskusi mahasiswa, seperti Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Perdamaian (LPDP) Sulawesi Tengah dan Epistemis Dayodara, juga menggelar aksi demo Yaumul Quds di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Aksi yang berlangsung pada Jumat (10/7/) sore menjelang buka puasa itu berlangsung di Jalan Sam Ratulangi, tepat di depan gedung DPRD Sulawesi Tengah dan kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Massa yang berasal dari Ahlulbait Indonesia (ABI) Sulawesi Tengah dan jaringannya ini turun ke jalan dengan membentangkan spanduk berisi kecaman terhadap Zionisme Israel yang telah menjajah Palestina serta permintaan agar warga Sulawesi Tengah turut memberikan dukungan bagi cita-cita kemerdekaan Palestina.
Menariknya, massa turut membentangkan spanduk bergambar bendera Israel dan Amerika Serikat di badan jalan agar dilintasi pengendara. Ini sebagai bentuk protes terhadap Israel dan juga negeri Paman Sam yang selama ini diyakini berkontribusi terhadap kesengsaraan rakyat Palestina akibat agresi Israel. Sementara itu, sejumlah perempuan membagi-bagikan replika bunga berwarna hitam yang terbuat dari kertas kepada para pelintas jalan sebagai simbol duka Palestina sebagai duka kemanusiaan universal.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) ABI Sulawesi Tengah Dr Surahman Cinu MSi di sela-sela aksi mengatakan bahwa aksi Yaumul Quds merupakan bentuk dukungan ABI terhadap perjuangan rakyat Palestina. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut seruan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) ABI kepada DPW ABI di seluruh Indonesia.
Dosen Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako ini berharap solidaritas terhadap perjuangan Palestina tidak semata-mata ditunjukkan umat Islam, namun menjadi masalah kemanusiaan global atau problem seluruh bangsa.
Aksi unjuk rasa menyuarakan pembelaan terhadap Palestina tak harus ribuan, meski hanya berjumlah sekitar 50 orang, para pencinta keadilan dari Palembang ikut serta meramaikan Yaumul Quds.
“Walau pun kita hanya 50 orang, tapi percayalah 50 orang ini adalah unjuk partisipasi kita bahwa kita juga ikut di barisan orang-orang yang membela keadilan, menolak penindasan. Hari ini suara 50 orang ini membedakan suara 2 juta orang yang diam terhadap penindasan Palestina,” tegas Muhsin Shahab, Koordinator demo.
Perlawanan Terus Membesar
Menurut Mujtahid Hashem, dari tahun ke tahun gerakan Yaumul Quds makin membesar. Dan ini menjadi bukti bahwa dari tahun ke tahun ajakan untuk turun ke jalan pada Jumat terakhir bulan Ramadhan untuk kaum muslimin ini mendapatkan respon dan terbukti manjur untuk mempersatukan umat.
Meski begitu, umat harus waspada terhadap upaya meredam gerakan perlawanan ini. Bahwa gerakan pembelaan terhadap rakyat Palestina adalah gerakan universal, gerakan kemanusiaan.
“Bicara Palestina adalah bicara soal kemanusiaan, bicara perlawanan pada ketidakadilan. Dan orang yang berpikir sektarian dalam membicarakan al-Quds ini dasarnya mereka sadar atau tidak sadar adalah temennya rezim Zionis Israel. Gerakan apa pun yang mencederai dukungan kepada bangsa Palestina, mereka memperlemah dukungan kepada bangsa Palestina, mereka berada dalam barisan pendukung rezim Zionisme Israel.”
“Kita juga minta kepada bangsa dan pemerintah Indonesia untuk firm mendukung bangsa Palestina. Ketika kita mendukung bangsa Palestina, melawan rezim Zionis Israel, kita akan mendapat kemenangan. Tapi kalau misalnya diam-diam ikut mendukung rezim Israel ya akan hancur. Tak terkecuali bangsa Indonesia, jika ikut mendukung Israel juga akan hancur,”tandas Mujtahid.
========================================================================
Source : http://www.ahlulbaitindonesia.or.id
0 komentar:
Posting Komentar