Selasa, 27 September 2016

Khotbah Imam Ali Zainal Abidin Di Istana Yazid Bin Muawiyah

imam sajjad



Khutbah Imam Sajjad as di hadapan Yazid setelah peristiwa yang menimpa keluarga Nabi SAW di Karbala

وَقَالَ الامام علي زين العابدين (ع): اَيُّهَا النَّاسُ أُحَذِّرُكُمْ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

Imam Ali Zainal Abidin as berpidato ” Wahai manusia aku ingatkan kalian akan dunia beserta isinya

فَإِنَّهَا دَارَ الزَّوَالِ وَالإِنْتِقَالِ
Sesungguhnya dunia adalah negeri yang akan hilang dan akan berpindah

تَنْتَقِلُ بِأَهْلِهَا مِنْ حَالٍ إِلَي حَالٍ
Penghuninya akan pindah dari satu negeri menuju negeri yang lain

قَدْ أَفْنَتِ الْقُرُوْنَ الْخَالِيَةَ وَالأُمَمَ الْمَاضِيَةَ
Sungguh dunia telah memusnahkan abad-abad yang lampau serta umat-umat terdahulu

اَلّذِيْنَ كَانُوا أَطْوَلَ مِنْكُمْ اَعْمَارًا وَاَكْثَرَ آثَارًا
mereka memiliki umur yang lebih panjang dari kalian dan lebih banyak (harta) peninggalannya

اَفْنَتْهُمْ اَيْديْ الزَّمَانَ وَاحْتَوتْ عَلَيْهِمُ الأفَاعِي وَالدَّيْدَانُ
zaman telah membuat mereka punah lalu memenuhi mereka dengan ular dan ulat

اَفْنَتْهُمُ الدُّنْيَا قَكَأَنَّهُمْ مَاكَانُوا لَهَا اَهْلاً وَلاَ سُكَّانًا
dunia telah membuat mereka punah seolah-olah mereka tidak pernah menjadi keluarga maupun penghuninya

قَدْ اَكَلَ التُّرَابَ لُحُومَهُمْ وَاَزَالَ محَاسِنَهُمْ
tanah telah memakan mereka dan menghilangkan keindahannya

وَبَدَّدَ أَوْصَالَهُمْ وَشَمَائِلَهُمْ وَغَيَّرَ اَلْوَانَهُمْ وَطَحَنَتْهُمْ أَيْدِيْ الزَّمَان
mencerai beraikan sendi-sendi dan watak mereka, dan merubah
warna mereka, zaman telah melumat habis mereka

أَفَتَطْمَعُونَ بَعْدَهُمْ بِالْبَفَاءِ.. هَيْهَاتَ.. هَيْهَاتَ
apakah kalian akan tenang dengan kekekalan kalian setelah apa yang terjadi pada mereka ……sungguh teramat jauh …

لاَبُدَّلَكُمْ مِنَ اللُّحُوْقِ بِهِمْ
kelak kalian pasti akan menyusul mereka

فَتَدَارَكُوا مَا بَقِيَ مِنْ اَعْمَارِكُمْ بِصَالِحِ الأَعْمَا لِ
perbaikilah sisa umur kalian dengan amal perbuatan yang baik

وَكَأَنَّيْ بِكُمْ وَقَدْ نُقِلْتُمْ مِنْ قُصُوْرِكُمْ اِلَي قُبُوْرِكُمْ
seolah-olah aku melihat kalian telah dipindahkan dari istana-istana kalian menuju kubur-kubur kalian

فَارِقِيْنَ غَيْرَ مَسْرُوْرِيْنَ
dalam keadaan takut dan tidak menyenangkan

وَكَمْ وَاللهِ مِنْ قَرِيْحٍ قَدِ اسْتَكْمَلَتْ عَلَيْهِ الْخَسَارَاتِ
Demi Allah berapa banyak dari luka yang semakin bertambah parah

حَيْثُ لاَيُقَالُ نَادِم وَلاَيُغَاثُ ظَالِم
dimana penyesalan tidak berguna dan yang zalim tidak mendapat pertolongan

قَد وَجَدُوْا مَا اَسْلَفُوا وَاُحْضِرُوا مَا تَزَوَّدُوْا
mereka telah mendapatkan apa yang mereka perbuat dan telah dihadirkan bekal-bekal mereka ( selama didunia )

وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَاضِرًا وَلاَيَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
dan mereka telah mendapatkan apa-apa yang mereka kerjakan hadir dihadapannya dan Tuhanmu sekali-kali tidak berbuat zalim kepada siapa pun

وَهُمْ فِيْ مَنَازِلِ الْبَلْوَي هُمُوْد
dan mereka kesepian di tempat yang penuh dengan kesulitan

وَفِي عَسَاكرِي الْمَوْتَي خُمُود
dan merasa sunyi di perkemahan orang-orang mati

يَنْتَظِرُوْنَ صَيْحَةَ الْقِيَامَةِ وَحُلُوْلَ يَوْمَ الطَّامَّةِ
menunggu datangnya teriakan hari kiamat dan tibanya hari yang penuh musibah

لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ أَسَاؤُوْا بِمَا عَمِلُوا
untuk kemudian Dia membalas siapa yang berbuat buruk

وَيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اَحْسَنُوا بِالْحُسْنَي
dan memberikan pahala kepada yang berbuat baik

ثُمَّ قَالَ : اَيُّهَا النَّاسُ اُعْطِيْنَا سِتًا وَفُضِّلْنَا بِسَبْعٍ،
kemudian beliau(as) melanjutkan “Wahai manusia Allah telah memberikan kami enam
karunia dan telah mengutamakan kami dengan tujuh keutamaan

اُعْطِيْنَا : اَلْعِلْمَ وَالْحِلْمَ وَالسَّمَاحَةَ وَالْفَصَاحَةَ وَالشَّجَاعَةَ
Kami telah diberikan karunia pengetahuan, ketabahan, kemurahan hati, kebesaran hati,
Kefasihan, keberanian

وَالْمَحَبَّةَ فِيْ قُلُوبِ الْمُؤْمِنِيْنَ
dan cinta di hati orang-orang yang beriman

وَفُضِّلْنَا بِأَنَّا مِنَّا النَّبِيُّ المُخْتَارُ وَمِنَّا الصِّدِّيْقُ وَمِنَّا الطَّيَّار
dan kami diberi keutamaan bahwa dari kamilah Nabi terpilih (Muhammad saw), dan
dari kami as-Shiddiq (Ali) dan dari kami at-Thayyar (Ja’far)

وَمِنَّا أَسَدُ اللهِ وَأَسَدُ رَسُوْلِهِ
Dan dari kami singa Allah dan Rasul-Nya (Hamzah)

وَمِنَّا سِبْطَا هَذِهِ الأَمَّةِ وَمِنَّا مَهْدِيُّ هَذِهِ الأَمَّةُ
Dan dari kami dua cucu umat ini (al-Hasan dan al-Husain) dan dari kami kelak al –Mahdi

مَنْ عَرَفَنِي فَقَدْ عَرَفَنِي وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْنِي أَنْبَأْتُهُ بِحَسَبِيْ وَنَسَبِيْ
siapa saja yang pernah mengenalku-telah mengenalku.Bagi mereka yang belum
mengenalku aku akan mengenalkan diri dengan menyebut keluarga dan nasabku

أَيُّهَا النَّا سُ ‘ أَنَا ابْنُ مَكَّةَ وَمِنَى‘
“Wahai manusia, akulah Putra Mekkah dan Mina (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ زَمْزَمَ وَالصَّفَى‘
akulah Putra Zamzam dan Sofa (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ حَمَلَ الزَّكَاةَ بِاَطْرَافِ الرِّدَى
akulah putra seorang yang setelah mengangkat Hajar al-Aswad dengan ujung jubahnya (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ خَيْرِ مَنِ اتَّزَرَ وَارْتَدَى
akulah putra dari orang yang paling baik dalam berbusana dan bersurban
(Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ خَيْرِ مَنٍ انْتَعَلَ وَاحْتَفَي
akulah Putra dari orang yang paling baik bersandal dan bertelanjang kaki
(Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ خَيْرِ مَنْ طَافَ وَسَعَي
akulah putra dari orang yang paling baik melakukan Thawaf dan Sa’I (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ خَيْرِ مَنْ حَجَّ وَلَبَّى
akulah putra dari orang yang paling baik dalam mengerjakan Haji dan ber-Talbiah (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ حُمِلَ عَلَيَّ البُرَاقِ فِي الهَوَاءِ
akulah Putra dari orang yang dinaikkan dengan Buraq di angkasa (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ اُسْرِيَ بِهِ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلى الْمَسْجِدِ الأَقْصَي ‘
akulah Putra dari yang telah diperjalankan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ بَلَغَ بِهِ جِبْرَائِيْلَ اِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَي
akulah putra seorang yang telah di bawa oleh Jibril ke Sidrah al-Muntaha
(Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ دَنَي فَتَدَلَّي فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ اَدْنَي‘
akulah putra seorang yang telah mencapai batas terdekat keberadaan Tuhan-Nya (Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ صَلَّي بِمَلاَئِكَتِهِ السَّمَاءِ مَثْنًا مَثْنًا‘
akulah Putra dari seorang yang para Malaikat dilangit berselawat untuk-Nya
(Rasulullah saw)

أَنَا ابْنُ مَنْ اَوْحَي اِلَيْهِ الجَلِيْلُ مَا اَوْحَي
akulah Putra dari seorang yang Allah telah menurunkan wahyu atasnya

اَنَا ابْنُ مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَي‘ اَنَا ابْنُ عَلِيِّ الْمُرْ تَضَي
akulah Putra Muhammad al-Mustafa dan Ali al-Murtadha

اَنَا ابْنُ مَنْ ضَرَبَ خَرَاطِيْمَ الْخَلْقِ حَتَّي قَالُوا لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله
akulah Putra dari seorang yang memukul batang hidung (yang kafir) sampai mereka mengucapkan Tiada Tuhan Selain Allah (imam Ali)

اَنَا ابْنُ مَنْ ضَرَبَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُوْلِ اللهِ بِسَيْفَيْنِ
Akulah Putra dari seorang yang berperang di samping Nabi dengan dua pedang (imam Ali)

وَطَعَنَ بِرُمْحَيْنِ وَهَاجَرَ الْهِجْرَتَيْنِ وَبَايَعَ الْبَيْعَتَيْنِ
yang menikam dengan dua tombak, yang berhijrah dua kali dan yang mengambil
sumpah kesetiaan (baiat) dua kali (imam Ali)

وَقَاتَلَ بِبَدْرٍ وَحُنَيْنِ وَلَمْ يَكْفُرْ بِاللهِ طَرْفَةً عَيْنِ
yang turut berperang pada waktu perang Badr dan Hunain,dan tidak pernah kafir kepada Allah walaupun sekejap mata (imam Ali)

أَنَا ابْنُ صَالِحِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَوَارِثِ النَّبِيّيْنَ
akulah Putra seorang saleh yang mukmin dan putra pelanjut para Nabi (imam Ali)

وَقَامِعِ الْمُلْحِدِيْنَ وَيَعْسُوبِ الْمُسْلِمِيْنَ
Penghancur berhala dan lebah jantan kaum muslimin (imam Ali)

وَنُوْرِالْمُجَاهِديْنَ ‘ وَتَاجِ الْبُكَّائِيْنَ
cahaya para Mujahidin, hiasan bagi para orang yang menangis ( karena takut kepada Allah ) (imam Ali)

وَزَيْنِ الْعَابِدِيْنَ وَاَصْبَرِ الصَّابِرِيْنَ
yang paling tekun ibadahnya dan orang yang paling sabar di antara orang-orang yang sabar (imam Ali)

وَاَفْضَلِ الْقَائِميْنَ مِنْ آلِ طَهَ وَيَاسِيْنَ رَسُولِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ‘
Yang paling utama dalam shalatnya dari keluarga Thaha dan Yasin Rasul Tuhan seluruh alam

أَنَا ابْنُ الْمُؤَيَّدِ بِجِبْرَائِيْلَ ‘ اَلْمَنْصُوْرِ بِمِكَائِيْلَ
akulah putra dari seorang yang di dukung oleh Jibril dan dibantu oleh Mikail (imam Ali)

أَنَا ابْنُ الْمُحَامِيْ عَنْ حُرَمِ الْمُسْلِمِيْنَ
Akulah Putra orang yang membela kehormatan Islam (imam Ali)

وَقَاتِلِ الْمَارِقِيْنَ وَالنَّاكِثِيْنَ وَالْقَاسِطِيْنَ
Dan yang memerangi Al-Mariqun (pasukan jamal),an Nakitsun (Mu’awiyah), dan al-Qasithun (Khawarij) (imam Ali)

وَالْمُجَاهِدِ اَعْدَاءَهُ الْغَاصِبِيْن ‘َ
Dan yang memerangi musuh-musuhnya para perampas hak (imam Ali)

وَاَفْخَرِ مَنْ مَشَى مِنْ قُرَيْشٍ أَجْمَعِيْنَ
Dan yang paling mulia dari seluruh keturunan Quraisy (imam Ali)

وَاَوَّلِ مَنْ اَجَابَ وَاسْتَجَابَ لِلَّهِ وَلِرَسُوْلِهِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
Dan yang pertama dari kaum mukminin yang menjawab panggilan Allah dan Rasulnya (imam Ali)

وَاَوَّلِ السَّابِقِيْنَ وَقَاصِمِ الْمُعْتَدِيْنَ وَمُبِيْدِ الْمُشْركِيْنَ
Dan yang pertama masuk Islam dan yang merobohkan musuh-musuh Allah serta menghancurkan kaum musyrikin (imam Ali)

وَسَهْمٍ مِنْ مَرَامِيْ اللهِ عَلَى الْمُنَافِقِيْنَ
dan panah Allah yang diarahkan kepada kaum munafik (imam Ali)

وَلِسَانِ حِكْمَةِ الْعَابِدِيْنَ
lisan hikmah kaum ahli ibadah

وَنَاصِرِ دِيْنِ اللهِ ‘ وَوَلِيِّ اَمْرِاللهِ
penolong agamaAllah dan pengemban perintah-Nya (imam Ali)

وَبُسْتَانِ حِكْمَةِ اللهِ وَعَيْبَةِ عِلْمِه ‘ِ
taman kebijaksanaan dan pembawa pengetahuan Allah (imam Ali)

سَمِحٌ سَخِيٌّ بَهِيٌّ بُهْلُوْلٌ زَكِيٌ
berani , penuh kasih sayang , baik sifatnya , ceria , cerdas (imam Ali)

أَبْطَحِيٌّ رَضِيٍّ مِقْدَامٌ هُمَامٌ
singa, yang selalu ridha, pemberani (imam Ali)

صَابِرٌ صَوَّامٌ مُهَذَّبٌ قَوَّامٌ
sabar, selalu melaksanakan puasa, suci dari segala dosa, melalukan banyak salat (imam Ali)

قَاطِعُ الأَصْلاَبِ وَمُفَرِّقُ الأّحْزَابِ ‘
memotong tali keturunan (musuh Allah) dan mencerai-beraikan kelompok musuhnya (imam Ali)

وَارِثُ الْمَشْعَرَيْنِ وَاَبُوْ السِبْطَيْنِ ‘ الحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ ‘
Pewaris dua Mash’ar (Arafah dan Muzdalifah), ayah dari al-Hasan dan al-Husain

ذَاكَ جَدِّي عَلِيٌّ بْنُ اَبِيْ طَالِبْ
itulah kakekku ‘Ali Ibn Abi Thalib

ثُمّ َ قَالَ : اَنَا ابْنُ فَاطِمَةِ الزَّهْرَاء اَنَا ابْنُ سَيِّدَةِ النِّسَاء
Kemudian dia melanjutkan, akulah putra Fatimah az-Zahra penghulu kaum wanita

اَنَا ابْنُ خَدِيْجَةِ الْكُبْرى
akulah putra Khadijah al-Kubra

اَنَا ابْنُ الْمَقْتُولِ الظُّلْمَةِ
akulah putra dari orang yang terbunuh secara Zalim

اَنَا ابْنُ مَذْبُوْح الرَّأْسِ مِنَ القَفَاء
akulah putra yang kepalanya terpenggal dari tengkuknya

اَنَا ابْنُ العَطْشَانَهْ حَتَّى الْقَوَاء
akulah putra seorang yang dahaga hingga mati

اَنَا ابْنُ طَرِيْحِ كَرْبَلاَء
akulah putra seseorang yang terkapar di padang Karbala

اَنَا بْنُ مَسْلُوْبِ الْعِمَامَةِ وَالرِّدَاء
akulah putra yang terampas surban dan jubahnya

اَنَا ابْنُ مَنْ بَكَتْ عَلَيْهِ مَلاَئِكَةُ السَّمَاء
akulah putra orang malaikat langit menangisi (kematiannya)

اَنَا ابْنُ مَنْ نَاحَتْ عَلَيْهِ الْجِنُّ فِي الأَرْضِ وَالطَّيْرِ فِي الْهَواء
akulah putra orang yang golongan Jin dan burung-burung meratapi (kematiannya)

اَنَا ابْنُ مَنْ رَأْسُهُ عَلَى السَّنَانِ يُهْدَى
akulah putra kepala yang ditancapkan pada ujung tombak untuk dihadiahkan

اَنَا ابْنُ مَنْ حُرَمُهُ مِنَ الْعِرَاقِ اِلَى الشَّامِ تُسْبَى
akulah putra dari orang yang wanita-wanitanya dibawa dari Iraq hingga ke Syam sebagai tawanan

فَلَمْ يَزَلْ يَقُولُ : أَنَا.. أَنَا ‘ حَتَّى ضَجَّ النَّاسُ بِالْبُكَاءِ وَالنَّحِيْبِ ‘
Dan beliau terus meneruskan Khotbahnya….sampai kerumunan masa di sekitarnya menangis dan meratap

وَخَشِيَ يَزِيْدُ اَنْ تَكُوْنَ الْفِتْنَةُ فَأَمَرَ الْمُؤَذِّنُ فَقَطَعَ عَلَيْهِ الْكَلاَمِ
Yazid pun merasa takut akan terjadi fitnah maka ia memerintahkan muadzin untuk memotong khutbah (beliau as) dengan azan

فَلَمَّا قَالَ الْمُؤَذِّنُ..” اللهُ اَكْبَرُ.. !”
Ketika muadzin mengumandangkan azan..”Allahu Akbar…!”

قَالَ عَلِيُّ ابْنُ الْحُسَيْن: لاَ شَيْءَ اَكْبَرُ مِنَ اللهِ كَبَّرْتَ كَبِيْرًا لاَ يُقَاس ‘
Berkata Ali bin Husain (as) :”Tidak ada yang lebih besar dari Allah

فَلَمَّا قَالَ الْمُؤَذِّنُ..” أَشْهَدُ أَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ..!”
Ketika muadzin sampai pada kalimat “Asyhadu alla ilaha ilallah….!”

قَالَ عَلِيُّ بْنُ الْحُسَيْنُ : شَهِدَ بِهَا شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ وَعَظَمِيْ وَلَحْمِيْ وَدَمِيْ ‘
Berkata Ali bin Husain (as):”Rambutku,kulitku,tulangku,dagingku,serta darahku
turut bersaksi ke-Esaan-Nya

فَلَمَّا قَالَ الْمُؤَذِّنُ..” أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ..!”
Ketika muadzin sampai pada kalimat ” Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah..”!

اِلْتَلَفَتَ مِنْ فَوْقِ الْمِنْبَرِ اِلَى يَزِيْدِ وَقَالَ :
“مُحَمَّدٌ هَذَا جَدِّيْ اَمْ جَدُّكَ يَا يَزِبْدُ
Dari atas mimbar beliau(as) menoleh kea rah Yazid seraya berkata:” Wahai Yazid,Muhammad itu kakekku atau kakekmu?

فَأِنْ زَعَمْتَ أَنَّهُ جَدُّكَ فَقَدْ كَذِبْتَ وَكَفَرْتَ
Jika engkau mengaku bahwa dia (Muhammad saw) adalah kakekmu maka engkau telah berdusta dan menjadi kafir

وَاِنْ قُلْتَ اِنَّهُ جَدِّيْ فَبِمَا قَتَلْتَ عِتْرَتَهُ ؟
Dan jika engkau mengakuinya sebagai kakekku, lalu mengapa engkau bantai keluarganya?”

فَنَزَلَ زَيْنُ الْعَابِدِيْنَ مِنَ الْمِنْبَرِ‘
…… Kemudian Zain al-Abidin (as) turun dari mimbar

وَقَدْ تَفَرَّقَ مَنْ كَانَ فِيْ الْمَسْجِدِ وَالتَّقُوْا حَوْلَ الإِمَامِ زَيْنَ الْعَابِدِيْنَ
Kerumunan masa didalam mesjid berhamburan dan mendekat kearah Imam Zainal al-Abidin (as)

وَلَمَّا خَشِيَ يَزِيْدُ الْفِتْنَةَ وَانْقِلاَبَ الأَمْرِ
Ketika Yazid takut peristiwa ini akan menjadi fitnah dan hilangnya dukungan
untuknya

عَجَّلَ بِإِخْرَاجِ الإِمَامِ زَيْنَ الْعَابِدِيْنَ
Maka Yazid pun mempercepat jadwal pemulangan Imam beserta keluarganya

مِنَ الشَّامِ اِلَى وَطَنِهِمْ وَمَقَرِّهِمْ وَمَكَّنَهُمْ مِمَّا يُرِيْدُوْنَ
Dari Syam menuju kampung halaman dan menempatkan mereka sesuai yang diinginkan mereka

وَاَمَرَ نُعْمَانَ بِنْ بَشِيْرِ وَالْجَمَاعَةِ يَسِيْرُ مَعَهُمْ اِلَى الْمَدِيْنَةِ
Dan menugasi Nu’man bin Basyir serta sekelompok yang lain untuk membawanya ke Madinah

وَلَمَّا عَرَفَ زَيْنُ الْعَابِدِيْنَ الْمُوَافَقَةَ مِنْ يَزِيْدِ
Dan ketika Imam a.s mengetahui adanya izin dari Yazid

طَلَبَ مِنْهُ الرُّؤُوْسَ كُلِّهَا لِيَدْفُنْهَا فِيْ مَحَلِّهَا
Beliau (as) meminta seluruh kepala untuk dibawa dan dikuburkan pada tempatnya

فَلَمْ يَتَبَاعَدْ يَزِيْدُ عَنْ رَغْبَتِهِ
Dan Yazid tidak menolak permintaan tersebut

فَدَفَعَ اِلَيْهِ رَأْسَ الْحُسَيْن مَعَ رُؤُوْسِ أَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ فَأَلْحَقَهَا بِالأَبْدَانِ

Lalu memberikan kepala suci al-Husain (as) beserta kepala keluarganya dan sahabatnya yang lain kemudian menyatukan dengan badannya




-- Source : syiahmenurutsyiah.com

0 komentar:

Posting Komentar