Rabu, 04 Maret 2015

Do’a Nabi untuk Keturunan Orang Musyrik dari Thaif


kewajiban suami




SETIAP orang yang sudah menikah, pasti dirinya ingin mempunyai keturunan yang diidam-idamkan bagi seorang Muslim, akan memprioritaskan keshalihannya.
Seorang ibu dan bapak atau orang tua kelak akan mendidik seorang anak yang akan menjadi generasinya.
Mendidik anak tidak harus menunggu anak lahir, ternyata dengan mendidik lewat do’a sebelum ia lahir pun akan berpengaruh kepada calon keturunan kita, seperti kisah Nabi dibawah ini.
Ketika orang-orang musyrik dari Thaif menolak seruan Nabi yang mengajak mereka untuk masuk islam, bahkan mereka mencaci dan melempari beliau dengan batu, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada beliau untuk menimpakan dua bukit Akhbasy (dua bukit di mekah) kepada mereka.
Pada saat itu juga Nabi yang berhati lembut lagi penyayang menjawab, “Aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka hamba yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, “ (Al-Bukhari dan Muslim)
Maka Allah telah merealisasikan harapan Nabi tersebut dengan keislaman anak-anak mereka.
Nabi Muhammad juga memberikan petunjuk kepada kaum muslim agar mereka melakukan hal-hal yang menghasilkan kemaslahatan bagi anak-anak mereka pada masa mendatang. Untuk itu, beliau bersabda, “ Seandainya salah seorang diantara kalian sebelum menggauli istrinya berdo’a:
بِسْمِ اللهِ اللهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَا نَ وَ جَنِّبْنَا الشَّيْطَا نَ مَارَزَقْتَنَا
Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau anugerahkan kepada kami, ‘ lalu keduanya melahirkan anak , setan tidak akan mengganggunya sealamanya,” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam hadits ini terkandung anjuran bahwa sebaiknya permulaan yang kita lakukan dalam hal ini bersifat rabbani, bukan syaithani. Apabila disebutkan nama Allah pada permulaan senggama, berarti hubungan yang dilakukan oleh suami istri tersebut berlandaskan ketakwaan kepada Allah dan dengan izin Allah anaknya nanti tidak akan diganggu setan.
Allah telah memerintahkan agar kita memilihkan calon suami atau calon istri yang saleh untuk anak-anak kita ketika akan menikahkan mereka. Hal ini agar mereka mampu membesarkan dan mendidik generasi yang saleh pula. Ada pepatah yang mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki sesuatu tidak akan bisa memberikan sesuatu. Oleh karena itu, bibit yang tidak jelas tidak akan memberikan keturunan yang saleh. Berkenaan dengan hal ini Allah berfirman:
Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan… “ (An-Nuur: 32).
Hal senada juga telah disampaikan oleh Nabi. Beliau bersabda :
تَخَيَّرُ وْا لِنُطَفِكُمْ وَاَ نْكِحُوْا الْاَ كْفَا ءَ وَاَنْكِحُوْا اِلَيْهِمْ
“ Pilihlah untuk benih kalian. Menikahlah yang sepadan dan nikahkanlah diantara sesama mereka.”
Meneladani Nabi SAW dalam mendidik sang keturunan atau buah hati, akan menjadi kunci utama bagi setiap calon orang tua yang menginginkan kelak anaknya agar menjadi keturunan yang shalih dan berguna bagi agama dan bangsa.[Sumber: Islamic Parenting/Karya: Syaikh Jamal Abdurrahman/Penerbit: Aqwam]

0 komentar:

Posting Komentar