AS sampai saat ini tidak serius dalam memerangi ISIS, bahkan mereka mendukung ISIS di Suriah, dan yang memprihatinkan adalah berpura-pura "melawan" ISIS di Irak. Koalisi pimpinan AS tidak serius dan mereka memahami bahwa pengerahan kekuatan udara saja tidak dapat mengalahkan ISIS.Komandan militer Iran pada Sabtu, 29/11/14, memperingatkan kelompok-kelompok Khawarij modern(ISIS) bahwa Tehran akan mengambil segala tindakan dan terjun langsung di Irak jika Baghdad atau tempat-tempat suci muslimin diserang oleh kelompok Takfiri ISIS."Baghdad, tempat-tempat suci dan makam-makam para Imam Syiah merupakan garis merah bagi Republik Islam," demikian pernyataan Brigadir Jenderal Mohammad Baqeri dalam sebuah wawancara dengan Defa Press (Defense Press), pada Sabtu kemarin.
Menurut Komandan, jika kota-kota yang disebutkan diatas, dan tempat-tempat sucimuslimin terancam, Republik Islam Iran tidak akan tinggal diam, dan akan mengambil tindakan langsung memerangi elemen-elemen Takfiri dan menghancurkan markas mereka.
Peringatan resmi itu seharusnya bukanlah sebuah kejutan baru. Karena Iran sejak lama telah membantu pemerintah dan tentara Irak beberapa bulan hingga saat sekarang.
Iran senantiasa membantu Irak untuk mempertahankan diri jauh sebelum Amerika Serikat dan sekutu memutuskan untuk membentuk koalisi nasional anti-ISIS.
Menurut Komandan, jika kota-kota yang disebutkan diatas, dan tempat-tempat sucimuslimin terancam, Republik Islam Iran tidak akan tinggal diam, dan akan mengambil tindakan langsung memerangi elemen-elemen Takfiri dan menghancurkan markas mereka.
Peringatan resmi itu seharusnya bukanlah sebuah kejutan baru. Karena Iran sejak lama telah membantu pemerintah dan tentara Irak beberapa bulan hingga saat sekarang.
Iran senantiasa membantu Irak untuk mempertahankan diri jauh sebelum Amerika Serikat dan sekutu memutuskan untuk membentuk koalisi nasional anti-ISIS.
Tehran bahkan bertindak tepat pada waktunya dan memperingatkan koalisi yang selama ini mendukung ISIS untuk menebus kesalahan mereka.
Dan berikut ini lima alasan mengapa Tehran bersikukuh tidak akan duduk dan menonton pembantaian yang dilakukan kelompok Takfiri ISIS bentukan AS dan Isral:
Dan berikut ini lima alasan mengapa Tehran bersikukuh tidak akan duduk dan menonton pembantaian yang dilakukan kelompok Takfiri ISIS bentukan AS dan Isral:
1. AS sampai saat ini tidak serius dalam memerangi ISIS, bahkan mereka mendukung ISIS di Suriah, dan yang memprihatinkan adalah berpura-pura"melawan" ISIS di Irak. Koalisi pimpinan AStidak serius dan mereka memahami bahwapengerahan kekuatan udara saja tidak dapat mengalahkan ISIS.
2. Berdasarkan laporan beberapa informasi, ISIS memiliki hubungan dengan badan intelijen tertentu dan mendapat dukungan penuh dari Israel,- musuh nomor satu Iran.
3. Iran adalah pemegang kunci utama keamanan regional. Cukup aneh, saat Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, "Iran bisa membantu mengamankan lebih stabil, termasuk Irak, dan lebih stabil, termasuk Suriah."
4. ISIS telah melakukan kejahatan paling keji dalam sejarah peradaban manusia, terhadap masyarakat semua etnis, mazhab dan semua manusia termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen dan Izadi. Pembantaian yang bertentangan dengan agama dan prinsip-prinsip dasar Republik Islam Iran. Untuk itu, dalam memerangi teroris dan Takfiri, Tehran tidak akan menunggu aliansi dengan negara manapun. Sebab, pekerjaan ini dipandang Iran sesuai dengan hukum internasional dan kewajiban internasionalnya sendiri, bahkan sebagai kewajiban agama.
5. Munculnya ISIS terkait erat dengan kebijakan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Barat mendukung penuh kelompok-kelompok teroris di Suriah, itu sebabnya Tehran menolak permintaan Washington untuk bekerja sama dengan Barat.
2. Berdasarkan laporan beberapa informasi, ISIS memiliki hubungan dengan badan intelijen tertentu dan mendapat dukungan penuh dari Israel,- musuh nomor satu Iran.
3. Iran adalah pemegang kunci utama keamanan regional. Cukup aneh, saat Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, "Iran bisa membantu mengamankan lebih stabil, termasuk Irak, dan lebih stabil, termasuk Suriah."
4. ISIS telah melakukan kejahatan paling keji dalam sejarah peradaban manusia, terhadap masyarakat semua etnis, mazhab dan semua manusia termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen dan Izadi. Pembantaian yang bertentangan dengan agama dan prinsip-prinsip dasar Republik Islam Iran. Untuk itu, dalam memerangi teroris dan Takfiri, Tehran tidak akan menunggu aliansi dengan negara manapun. Sebab, pekerjaan ini dipandang Iran sesuai dengan hukum internasional dan kewajiban internasionalnya sendiri, bahkan sebagai kewajiban agama.
5. Munculnya ISIS terkait erat dengan kebijakan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Barat mendukung penuh kelompok-kelompok teroris di Suriah, itu sebabnya Tehran menolak permintaan Washington untuk bekerja sama dengan Barat.
"AS meminta melalui duta besarnya di Irak apakah kita bisa bekerja sama melawan ISIS. Saya katakan, tidak!, karenamereka mempunyai tangan-tangan kotor," kata Pemimpin Tinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyed Ali Khamenei.
Ayatollah Khamenei juga mengatakan, "AS menggambarkan hal ini sebagai konflik sektarian. Sementara apa yang terjadi bukanlah perang antara Syiah dan Sunni. Ini adalah pertempuran antara manusia dan barbarisme," tegas Pemimpin.
Semua ini semakin memperjelas posisi Iran, mengapa Komandan IRGC, Brigade Qods, Brigadir Jenderal Qassem Soleimani berada di Irak.
The Shadow Commander itu memimpin langsung perang melawan ISIS bersama rakyat dan tentara Irak, karena Rakyat Irak percaya sepenuhnya kepadanya. Soleimani juga memberikan dukungan berupa konsultasi, dan merupakan salah satu Komandan yang telah membantu pasukan Irak untuk mengambil alih kembali beberapa wilayah yang sempat dicaplok kelompok Khawarij modern bentukan AS dan Saudi Arabia tersebut.Dan hal itu juga memperjelas posisi mengapa banyak rakyat Irak menyambut hangat kehadiran Iran dan mengatakan kesetiaan mereka dengan Republik Islam Iran.Dalam pernyataan anggota parlemen Irak, Mowaffak al-Rubaie, "Siapa yang datang ke sini untuk menyelamatkan kita tiga hari setelah Mosul jatuh? Bukan Amerika!. Mereka (AS) hanya mengirim serangan udara selang tiga bulan ketika warga mereka dipenggal. Sementara respon Iran begitu cepat ke Baghdad dan Erbil pada hari berikutnya."Rakyat Irak juga mengatakan, mereka yakin respon cepat Iran akan sama jika preman-preman Takfiri bengis membuat kesalahan fatal jika sampai menyerang Baghdad atau kota-kota suci dan tempat-tempat ibadah muslimin.
Semua ini semakin memperjelas posisi Iran, mengapa Komandan IRGC, Brigade Qods, Brigadir Jenderal Qassem Soleimani berada di Irak.
The Shadow Commander itu memimpin langsung perang melawan ISIS bersama rakyat dan tentara Irak, karena Rakyat Irak percaya sepenuhnya kepadanya. Soleimani juga memberikan dukungan berupa konsultasi, dan merupakan salah satu Komandan yang telah membantu pasukan Irak untuk mengambil alih kembali beberapa wilayah yang sempat dicaplok kelompok Khawarij modern bentukan AS dan Saudi Arabia tersebut.Dan hal itu juga memperjelas posisi mengapa banyak rakyat Irak menyambut hangat kehadiran Iran dan mengatakan kesetiaan mereka dengan Republik Islam Iran.Dalam pernyataan anggota parlemen Irak, Mowaffak al-Rubaie, "Siapa yang datang ke sini untuk menyelamatkan kita tiga hari setelah Mosul jatuh? Bukan Amerika!. Mereka (AS) hanya mengirim serangan udara selang tiga bulan ketika warga mereka dipenggal. Sementara respon Iran begitu cepat ke Baghdad dan Erbil pada hari berikutnya."Rakyat Irak juga mengatakan, mereka yakin respon cepat Iran akan sama jika preman-preman Takfiri bengis membuat kesalahan fatal jika sampai menyerang Baghdad atau kota-kota suci dan tempat-tempat ibadah muslimin.
Source : Islam Times
0 komentar:
Posting Komentar