Sudahkah Anda Bershalawat???

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)” HR an-Nasa’i (no. 1297)

Keutamaan Shalawat Kepada Nabi

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {56}

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33:56)

Ahlul Bait

مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِيْنَةِ نُوْحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ

“Perumpamaan Ahlul baitku seperti kapal nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya maka dia akan selamat dan barangsiapa yang enggan maka dia akan tenggelam (binasa).”

Kamis, 26 Februari 2015

Laporan: Saudi Siap Bantu Israel Serang Iran

Staf istana Saudi (Jerussalem Post).

Arab Saudi siap membantu Israel dalam serangan terhadap Iran termasuk penggunaan wilayah udara, ungkap media Israel, memperjelas persekutuan dekat yang terjalin di antara keduanya.

Mengutip siaran TV Channel 2 Israel, Jerussalem Post kemarin (24/2) melaporkan kesiapan Saudi itu dinyatakan dalam pembicaraan pribadi dengan sumber-sumber Eropa.

Kabarnya, Arab Saudi mengajukan sebuah syarat dalam kerja sama itu; kemajuan perundingan antara Israel dan Palestina.

Wall Street Journal (WSJ) Jumat silam melaporkan pemerintah-pemerintah Arab ikut mencemaskan perkembangan kesepakatan Iran dengan enam negara dunia terkait program nuklirnya.

Menurut mereka, jika kesepakatan nuklir tercapai maka negara-negara di kawasan akan terdorong membangun kemampuan nuklir yang sama dengan yang diperoleh Iran.

Pejabat Arab, masih menurut WSJ, mengatakan gagalnya perundingan dengan Iran lebih baik daripada tercapai kesepakatan nuklir yang buruk. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga pernah mengungkapkan hal ini.


Source : http://www.islamtimes.org/id/doc/news/442939/

Rabu, 25 Februari 2015

ISIS Culik 150 Warga Kristen Suriah

ISIS (Reuters).

Kelompok teroris yang menyebut diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk kesekian kalinya menculik warga. Kali ini menculik 150 warga Kristen Asyyiria di wilayah timur laut Suriah setelah menyerbu desa itu.

Reuters kemarin (24/2) melaporkan bahwa sebuah kelompok Kristen Suriah mengatakan sedikitnya 150 orang hilang, termasuk perempuan dan orang tua.

"Kami sudah memverifikasi sedikitnya 150 orang yang diculik dari sumber-sumber di lapangan," kata Bassam Ishak, ketua Dewan Nasional Suriah.

Sebelumnya Observatorium HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan ISIS menculik 90 warga dalam serangan fajar di desa-desa minoritas Kristen di kota Hasaka.

Dalam konflik berdarah Suriah yang berlangsung hampir empat tahun, banyak warga Kristen Assyria melarikan diri dari rumah mereka.



Source : http://www.islamtimes.org/id/doc/news/443064/

Doa Istimewa Nabi Musa ‘Alaihissalam




doa musa

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Diantara nabi yang namanya sering disebut dalam Alquran adalah Nabi Musa ‘alaihis sahalatu was salam. Beliau nabi yang perjalanan sejarahnya paling sering dikisahkan dalam Alquran setelah nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian ulama menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak 136 kali dalam Alquran. Nabi terbaik di kalangan bani Israil, termasuk ulul azmi, dan bergelar kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah). (Fabi Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 326).
Beliau adalah Musa bin Imran, dan masih keturunan Nabi Ya’kub ‘alaihis sahalatu was salam. Allah tegaskan dalam Alquran bahwa beliau termasuk orang yang sangat banyak mendapatkan ujian kehidupan,
وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا
“Dan Kami telah memberikan cobaan kepadammu dengan berbagai macam cobaan.” (QS. Taha: 40).
Dan inilah yang menjadi rahasia mengapa sejarah beliau paling sering disebutkan dalam Alquran, agar kita bisa mengambil pelajaran dari perjuangan beliau dan usaha beliau dalam mendakwahkan kebenaran kepada seluruh umatnya. Dr. Utsman al-Khamis mengatakan,
تكرر اسمه كثيرا في كتاب الله تعالى مما يدل على أن الله يريد منا أن نتدير أحواله، وما لاقى من المشاق، والتعب والأذى والفتنة
Nama beliau disebut berulang-ulang dalam kitab Allah (Alquran) yang menunjukkan bahwa Allah menginginkan agar kita selalu merenungkan keadaan beliau, kesulitan yang beliau jumpai, rasa capek beliau, setiap gangguan dan ujian yang beliau hadapi. (Fabi Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 327).
Doa Nabi Musa ‘alaihis salam
Kita kembali pada tema pembahasan tentang doa Nabi Musa. Dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Musa. Doa-doa itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang berbeda. Namun ada satu doa yang sangat menakjubkan, doa yang mengobati sekian banyak kegelisahan yang dialami oleh Musa,
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashas: 24).
Anda bisa perhatikan surat al-Qashas, Allah menceritakan Musa dari ayat 3 hingga ayat 43. Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. Diliputi rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah dianggap puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup.
1. Firaun menjajah habis bani Israil
2. Membantai setiap bayi lelaki, dan membiarkan hidup bayi perempuan
3. Firaun membuat lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada harapan untuk bisa bangkit memperjuangkan kemerdekaannya.
4. Allah perintahkan ibunya Musa untuk melabuhkan anaknya ke sungai.
5. Musa diasuh oleh keluarga Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon musuhnya.
6. Setelah besar, Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun. Musa membunuh pengikut Firaun ketika berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air dengan korban.
7. Musa menjadi ketakutan di kota Mesir, karena telah membunuh pengikut Firaun. Bahkan datang seorang informan, bahwa para pemimpin pasukan Firaun telah bersepakat untuk membunuh Musa.
8. Musa keluar mesir dengan penuh ketakutan, beliau berjalan ke arah Madyan.
9. Di tengah perjalanan beliau menjumpai dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya. Kemudian dibantu Musa.
Di saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi tiada lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, tidak mungkin kembali ke Mesir dalam waktu dekat. Di saat itulah, Musa merasa sangat butuh pertolongan Tuhannya. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa,
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Musa memberi minum ternak itu untuk menolong kedua wanita itu, kemudian dia duduk di tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku “. (QS. Al-Qashas: 24).
Gayung pun bersambut, seusai doa Allah hilangkan keresahan Musa, setahap demi setahap. Datanglah salah satu diantara wanita yang ditolong Musa, menawarkan kepada Musa agar mampir ke rumahnya. Menemui ayah sang gadis.
1. Allah berikan jaminan keamanan kepada Musa, dengan Allah kumpulkan beliau bersama orang soleh (ayah si gadis).
2. Si ayah menikahkan Musa dengan salah satu putrinya.
3. Musa mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang aman di kota Madyan.
4. Musa mendapatkan tongkat yang akan menjadi mukjizatnya.
5. Musa diajak oleh Allah untuk menuju lembah penuh berkah, lembah Tuwa.
6. Di lembah ini, Allah berbicara langsung dengan Musa menjadikannya sebagai Nabi.
7. Musa mendapatkan banyak Mukjizat untuk melawan Firaun.
8. Allah mengangkat saudara Musa, Harun, sebagai Nabi, yang akan membantu Musa dalam berdakwah.
9. Allah memenangkan Musa dan Firaun ditenggelamkan di laut merah.
Anda bisa perhatikan, kemenangan dan keberhasilan bertubi-tubi Allah berikan kepada Musa. Yang semua itu dimulai setelah dia berdoa dengan penuh rasa harap, merasa fakir di hadapan Allah, memohon agar Allah menurunkan banyak kebaikan untuknya.
Seperti itulah diantara adab dalam berdoa. Berdoa dan memohon kepada Allah, di saat Anda merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah, menjadikan doa mustajab. Karena Anda merasa sangat dekat dengan Allah. Sehingga doa yang dilantunkan menjadi sangat berkualitas.
Berbeda dengan doa yang sifatnya rutinitas. Membaca teks Arab, namun tidak diiringi kehadiran hati. Hanya sebatas di lisan, tanpa ada perasaan butuh kepada Allah. Kondisi ini menjadikan doa kita tidak mustajab. Sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya lalai.” (HR. Turmudzi 3479, Hakim dalam al-Mustadrak 1817 dan dihasankan oleh al-Albani).
Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits
Diambil dari artikel www.KonsultasiSyariah.com

Selasa, 24 Februari 2015

Khutbah Ali bin Abi Thalib di Depan Khawarij


Setelah berdebat dengan Ibnu Abbas, bertaubatlah sekitar 2 ribu orang khawarij. Mereka balik ke Kufah, untuk bergabung bersama Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali datang sendiri menemui mereka yang tersisa dan belum bertaubat. Ketika Ali datang, mereka menyangka Ali telah berpihak kepada mereka. Mereka menganggap bahwa Ali telah bertaubat kesalahannya – menurut anggapan mereka – dan menarik kembali keputusan tahkim.

Merekapun mendengang-dengungkan hal ini di tengah Masyarakat. Hingga al-Asy’as bin Qais al-Kindi menemui Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, menyampaikan informasi bahwa masyarakat membicarakan bahwa anda telah kembali (bertaubat) dari kekufuran anda.

Keesokan harinya, pada hari jumat, Ali berkhutbah. Beliau menyinggung sikap orang-orang yang memisahkan diri dari negara. Beliau mencela habis orang yang berpecah belah. Ketika turun dari mimbar, beberapa orang di pojok masjid meneriakkan,

‘لا حكم إلا لله’

“Tidak ada hukum kecuali milik Allah”

“Hukum Allah, akan diterapkan kepada kalian.” Komentar Ali. Kemudian beliau berisyarat dengan tangannya, menyuruh mereka diam. Hingga ada salah satu dari khawarij itu yang maju, sambil menyumbat telinganya, dan membaca firman Allah,

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Jika kamu berbuat syirik, maka amalmu akan terhapus dan kamu akan menjadi orang yang merugi.” (QS. az-Zumar; 65).


Kemudian Ali radhiyallahu ‘anhu membaca firman Allah,

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلاَ يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لاَ يُوقِنُونَ

“Bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu“. (QS. ar-Rum: 60).
(Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, 734).

Setelah tidak memungkinkan untuk disadarkan, Ali mengikat janji kepada mereka,

إن لكم عندنا ثلاثًا: لا نمنعكم صلاةً في هذا المسجد، ولا نمنعكم نصيبكم من هذا الفيء ما كانت أيديكم مع أيدينا، ولا نقاتلكم حتى تقاتلونا

“Kalian memiliki 3 hak di hadapan kami, [1] kami tidak melarang kalian untuk shalat di masjid ini, [2] kami tidak menghalangi kalian untuk mengambil harta rampasan perang, selama kalian ikut berjihad bersama kami, [3] kami tidak akan memerangi kalian, hingga kalian memerangi kami” (Tarikh al-Umam wa al-Muluk, at-Thabari, 3/114)


Akhirnya para khawarij ini berkumpul, untuk menentukan pemimpin mereka. Mereka berkumpul di rumah Abdullah bin Wahb ar-Rasibi. Dia-pun berkhutbah di hadapan mereka, dengan khutbah yang sangat memotivasi mereka untuk zuhud terhadap dunia, berharap akhirat, menegakkan amar makruf nahi munkar dan menjauh diri dari masyarakat yang penduduknya dzalim ini (yaitu Ali dan rakyatnya). Sebagai bentuk pengingkaran terhadap hukum yang menyimpang – menurut kebodohan mereka -.

Mereka kemudian menunjuk Zaid bin Hishn at-Thai (pemimpin gembong anti-Ali), tapi dia menolak. Lalu menunjuk Huqus bin Zuhair, dia juga menolak, lalu Hamzah bin Sinan, dan dia juga menolak. Lalu ditawarkan kepada Abu Aufa al-Absy, dia juga menolak. Hingga ditawarkan kepada Abdullah bin Wahb, dan dia menerimanya. Ketika menerima, dia mengatakan,

أما والله لا أقبلها رغبةً في الدنيا ولا أدعها فَرَقًا من الموت

“Demi Allah, aku tidak menerimanya karena berharap dunia, dan aku juga tidak menolaknya karena lari dari kematian.” (an-Nihayah wal Bidayah, Ibnu Katsir, 7/316)



Dalam satu kesempatan perkumpulan mereka, Zaid bin Hishn at-Thai berkhutbah menasehatkan mereka, dengan membaca beberapa firman Allah, diantaranya, firman Allah,

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah” (QS. Shad: 26).

Lalu firman Allah,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (QS. al-Maidah: 44).

Kemudian firman Allah,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” (QS. al-Maidah: 45)

dan firman Allah,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik” (QS. al-Maidah: 47)


Lalu dia melanjutkan khutbahnya, “Saya bersaksi bahwa para ahli kiblat (kaum muslimin) telah mengikuti hawa nafsu, membuang hukum Allah, dan berbuat dzalim dalam ucapan dan perbuatan”.

Hingga salah satu diantara mereka menangis, dan memotivasi orang disekitarnya untuk memberontak Ali dan para sahabat. Dia mengatakan,

اضربوا وجوههم وجباههم بالسيوف حتى يطاع الرحمن الرحيم، فإن أنتم ظفرتم وأطيع الله كما أردتم أثابكم ثواب المطيعين له العاملين بأمره

“Sabet wajah dan jidat mereka dengan pedang, agar Dzat yang Maha ar-Rahman ar-Rahim kembali ditaati. Apabila kalian menang, dan aku mentaati Allah sebagaimana yang kalian inginkan, Allah akan memberikan pahala kepada kalian seperti pahala orang yang taat kepada-Nya, mengamalkan perintah-Nya.!!?”

al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menyebutkan kisah mereka, beliau berkomentar,

وهذا الضرب من الناس من أغرب أشكال بني آدم، فسبحان من نوّع خلقه كما أراد، وسبق في قدره العظيم

“Manusia model seperti ini adalah bentuk keturunan Adam yang paling aneh. Maha Suci Dzat yang menciptakan jenis makhluk-Nya ini seperti yang Dia kehendaki. Semua telah didahului oleh taqdir-Nya yang agung” (an-Nihayah wa al-Bidayah, 7/316)

Mereka sepakat bulat untuk menjauh dari wilayah Ali. Kemudian merekapun pergi diam-diam, satu demi satu, agar tidak ketahuan, menuju tempat yang disepakati, Nahrawan. Hingga mereka memiliki kekuatan.


Anda bisa perhatikan, betapa miripnya khawarij dulu dan sekarang. Ayat yang didengung-dengungkan sama. Cara berfikir dan berlogika juga sama. Banyak menggunakan mafhum kelaziman untuk mengkafirkan banyak manusia, siapa yang setuju dengan selain hukum Allah maka dia setuju dengan kekafiran, dan siapa yang setuju dengan kekafiran maka dia kafir. dst.

Bagi anda yang pernah mendengar ceramah para ’teroris’, para ‘buron polisi yang suka menutup wajahnya dengan surban’ akan sering mendengarkan ayat ini diulang-ulang.



Penulis: Ammi Nur Ba’its, ST., BA.

Artikel Muslim.Or.Id





Minggu, 22 Februari 2015

HUKUM SHOLAT BERJAMA’AH MENURUT FIQIH IMAM SYAFI’I


Assalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh

Sholat adalah ibadah yang mempunyai nilai khusus di hadapan ALLAH SWT. Kekhususan itu tercermin bagaimana perintah sholat ini disampaikan tidak melalui malaikat Jibril, akan tetapi dengan cara menghadirkan Rasulullah langsung ke hadapan ALLAH SWT melalui proses Isra’ Mi’raj. Dan ibadah sholat inilah yang akan dipertanyakan pertama kali di akherat kelak, ketika kita menghadap ALLAH. Dalam bahasan ini, kita akan membahas tentang bagaimana hukum sholat berjama’ah.

Di dalam Kitab yang berjudul MENJALANKAN IBADAH SESUAI TUNTUNAN FIQIH IMAM SYAFI’I disebutkan bahwa sholat berjama’ah hukumnya adalah Fardhu Kifayah bagi laki-laki yang mukim (bukan musafir). Lain halnya menurut Imam Hambali menyatakan bahwa hukum sholat berjama’ah adalah fardhu ‘Ain bagi laki-laki.   Selanjutnya  buku tersebut menjelaskan sebagaimana tertera di bawah ini :
Di dalam ALQUR’AN  ALLAH berfirman sebagai berikut :


Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka`at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. (QS  AN  NISAA’  : 102)


PENJELASAN :
Di dalam ayat di atas ALLAH memerintahkan Rasulullah untuk melaksanakan sholat Jama’ah dalam kondisi perang.  Secara logika, jika dalam kondisi tidak aman saja ALLAH memerintahkan sholat secara jama’ah, maka apalagi dalam kondisi aman, dimana sholat berjama’ah lebih mudah untuk dilaksanakan.
Rasulullah bersabda : “Tiga orang yang berada di desa atau kampung yang tidak mendirikan sholat jama’ah berarti telah dikalahkan oleh setan.  Hendaklah berjama’ah, karena serigala hanya akan menerkam kambing yang terpisah dari kelompoknya” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i  ini tergolong Hadits Hasan)
Sholat berjama’ah wajib dilakukan di setiap daerah sebagai bentuk syiar agama. Di sebuah daerah yang luas, tidak cukup dengan hanya melaksanakan sholat berjama’ah di satu tempat saja. Bahkan , jika seluruh penduduk suatu daerah  menolak sholat jama’ah, mereka boleh diperangi.
Sholat yang paling dianjurkan dilaksanakan secara berjama’ah adalah sholat subuh, Isya’  dan ashar.
Rasulullah bersabda : “Barang siapa mendengar adzan,  tapi tidak sholat berjama’ah, maka sholatnya tidak sempurna kecuali ada uzur.” (HR. Ibnu Majah , dishahihkan Al – Hakim sesuai persyaratan Al – Bukhari dan Muslim)
Mengenai uzur yang bisa diterima untuk tidak memenuhi panggilan adzan sholat di masjid silahkan baca  juga judul topik  SHOLAT BERJAMA'AH DI MASJID WAJIBKAH ?
Rasulullah bersabda :  “Sholatnya laki-laki bersama laki-laki lainnya, lebih membersihkan daripada sholat sendirian ; sholatnya bersama dua orang laki-laki , lebih membersihkan daripada sholat berdua. Semakin banyak anggota jama’ah itu semakin dicintai ALLAH”  (HR. Abu Dawud dan periwayat lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya.)
Nah..... akhirnya marilah kita berusaha menerapkan pada diri kita masing-masing untuk memenuhi panggilan adzan sholat di masjid, manakala kita tidak punya uzur (alasan) yang bisa diterima oleh ALLAH SWT. Semakin kita sering melakukan sholat berjamaah, maka semakin kuat keimanan kita. Jangan sampai kita sholat sendirian yang kemudian oleh ALLAH sholat yang kita laksanakan dipandang tidak sempurna , Naudzu  Billaahi Min Dzaalik.
Wassalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.

Rabu, 18 Februari 2015

Kisah Kekhalifahan Umar bin Khattab


Pada hari-hari terakhir hidupnya, Khalifah Abu Bakar sibuk bertanya pada banyak orang.”Bagaimana pendapatmu tentang Umar?” Hampir semua orang menyebut Umar adalah seorang yang keras, namun jiwanya sangat baik. Setelah itu, Abu Bakar minta Usman bin Affan untuk menuliskan wasiat bahwa penggantinya kelak adalah Umar.

Tampaknya Abu Bakar khawatir jika umat Islam akan berselisih pendapat bila ia tak menuliskan wasiat itu.

Pada tahun 13 Hijriah atau 634 Masehi, Abu Bakar wafat dan Umar menjadi khalifah. Jika orang-orang menyebut Abu Bakar sebagai “Khalifatur- Rasul”, kini mereka memanggil Umar “Amirul Mukminin” (Pemimpin orang mukmin). Umar masuk Islam sekitar tahun 6 Hijriah. Saat itu, ia berniat membunuh Muhammad namun tersentuh hati ketika mendengar adiknya,Fatimah, melantunkan ayat Quran.

Selama di Madinah, Umarlah –bersama Hamzah-yang paling ditakuti orang-orang Quraisy.Keduanya selalu siap berkelahi jika Rasul dihina. Saat hijrah, ia juga satu-satunya sahabat Rasul yang pergi secara terang-terangan. Ia menantang siapapun agar menyusulnya bila ingin “ibunya meratapi, istrinya jadi janda, dan anaknya menangis kehilangan.”

Kini ia harus tampil menjadi pemimpin semua. Saat itu, pasukan Islam tengah bertempur sengit di Yarmuk -wilayah perbatasan dengan Syria. Umar tidak memberitakan kepada pasukannya bahwa Abu Bakar telah wafat dan ia yang sekarang menjadi khalifah. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi pasukan yang tengah melawan kerajaan Romawi itu.

Di Yarmuk, keputusan Abu Bakar untuk mengambil markas di tempat itu dan kecerdikan serta keberanian Khalid bin Walid membawa hasil. Muslim bermarkas di bukit-bukit yang menjadi benteng alam, sedangkan Romawi terpaksa menempati lembah di hadapannya. Puluhan ribu pasukanRomawi -baik yang pasukan Arab Syria maupun yang didatangkan dari Yunani-tewas. Lalu terjadilah pertistiwa mengesankan itu.


Panglima Romawi, Gregorius Theodore -orang-orang Arab menyebutnya “Jirri Tudur”– ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Ia menantang Khalid untuk berduel. Dalam pertempuran dua orang itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Ia ganti mengambil pedang besar. Ketika berancang-ancang perang lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang serta tentang Islam.

Mendengar jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid. Gregorius syahid di tangan bekas pasukannya sendiri. Namun pasukan Islam mencatat kemenangan besar di Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat meninggal di sana. Di antaranya adalah Juwariah, putri Abu Sofyan.

Umar kemudian memecat Khalid, dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglima Besar pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan sangat mendewakan Khalid. Hal demikian bertentangan prinsip Islam. Khalid ikhlas menerima keputusan itu. “saya berjihad bukan karena Umar,” katanya. Ia terus membantu Abu Ubaidah di medan tempur. Kota Damaskus berhasil dikuasai. Dengan menggunakan “tangga manusia”, pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo. Kaisar Heraklius dengan sedih terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan seluruh wilayah Syria yang telah lima abad dikuasai Romawi.

Penguasa Yerusalem juga menyerah. Namun mereka hanya akan menyerahkan kota itu pada pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar pun berangkat ke Yerusalem. Ia menolak dikawal pasukan. Jadilah pemandangan ganjil itu. Pemuka Yerusalem menyambut dengan upacara kebesaran. Pasukan Islam juga tampil mentereng. Setelah menaklukkan Syria, mereka kini hidup makmur.Lalu Umar dengan bajunya yang sangat sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai seorang pembantu. Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.

Kesederhanaan Umar itu mengundang simpati orang-orang non Muslim. Apalagi kaum GerejaSyria dan Gereja Kopti-Mesir memang mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan Romawi mereka tertindas, karena yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Maka, Islam segera menyebar dengan cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga Tripoli, di bawah komandoAmr bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar.

Ke wilayah Timur, pasukan Saad bin Abu Waqas juga merebut Ctesiphon –pusat kerajaan Persia,pada 637 Masehi. Tiga putri raja dibawa ke Madinah, dan dinikahkan dengan Muhammad anak Abu Bakar, Abdullah anak Umar, serta Hussein anak Ali. Hussein dan istrinya itu melahirkan Zainal Ali Abidin -Imam besar Syiah.

Dengan demikian, Zainal mewarisi darah Nabi Muhammad, Ismail dan Ibrahim dari ayah, serta darah raja-raja Persia dari ibu. Itu yang menjelaskan mengapa warga Iran menganut aliran Syiah. Dari Persia, Islam kemudian menyebar ke wilayah Asia Tengah, mulai Turkmenistan, Azerbaijan bahkan ke timur ke wilayah Afghanistan sekarang.

Banyak Sekali Sifat-sifat teladan yang patut kita contoh dari Seorang Umar Bin Khatab, Salah satunya adalah, Suatu ketika Umar bin Khattab sedang berkhotbah di masjid di kota Madinah tentang keadilan dalam pemerintahan Islam. Pada saat itu muncul seorang lelaki asing dalam masjid , sehingga Umar menghentikan khotbahnya sejenak, kemudian ia melanjutkan.

“Sesungguhnya seorang pemimpin itu diangkat dari antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya, dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpin dari kamu sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal.”


Selesai khalifah berkhotbah, tiba-tiba lelaki asing tadi bangkit seraya berkata; “Ya Amiirul Muminin, saya datang dari Mesir dengan menembus padang pasir yang luas dan tandus, serta menuruni lembah yang curam. Semua ini hanya dengan satu tujuan, yakni ingin bertemu dengan Tuan.”

“Katakanlah apa tujuanmu bertemu denganku,” ujar Umar.

“Saya telah dihina di hadapan orang banyak oleh Amr bin Ash, gubernur Mesir. Dan sekarang saya akan menuntutnya dengan hukum yang sama.”

“Ya saudaraku, benarkah apa yang telah engkau katakan itu?” tanya khalifah Umar ragu-ragu.

“Ya Amiirul Muminin, benar adanya.”

“Baiklah, kepadamu aku berikan hak yang sama untuk menuntut balas. Tetapi, engkau harus mengajukan empat orang saksi, dan kepada Amr aku berikan dua orang pembela. Jika tidak ada yang membela gubernur, maka kau dapat melaksanakan balasan dengan memukulnya 40 kali.”

“Baik ya Amiirul Muminin. Akan saya laksanakan semua itu,” jawab orang itu seraya berlalu. Ia langsung kembali ke Mesir untuk menemui gubernur Mesir Amr bin Ash.

Ketika sampai ia langsung mengutarakan maksud dan keperluannya. “Ya Amr, sesungguhnya seorang pemimpin diangkat oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Dia diangkat bukan untuk golongannya, bukan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya, dan bukan pula untuk menindas yang lemah dan mengambil hak yang bukan miliknya. Khalifar Umar telah memberi izin kepada saya untuk memperoleh hak saya di muka umum.”

“Apakah kamu akan menuntut gubernur?” tanya salah seorang yang hadir.

“Ya, demi kebenaran akan saya tuntut dia,” jawab lelaki itu tegas.

“Tetapi, dia kan gubernur kita?”

“Seandainya yang menghina itu Amiirul Muminin, saya juga akan menuntutnya.”

“Ya, saudara-saudaraku. Demi Allah, aku minta kepada kalian yang mendengar dan melihat kejadian itu agar berdiri.”

Maka banyaklah yang berdiri.

“Apakah kamu akan memukul gubernur?” tanya mereka.

“Ya, demi Allah saya akan memukul dia sebanyak 40 kali.”

“Tukar saja dengan uang sebagai pengganti pukulan itu.”

“Tidak, walaupun seluruh masjid ini berisi perhiasan aku tidak akan melepaskan hak itu,” jawabnya .

“Baiklah, mungkin engkau lebih suka demi kebaikan nama gubernur kita, di antara kami mau jadi penggantinya,” bujuk mereka.

“Saya tidak suka pengganti.”

“Kau memang keras kepala, tidak mendengar dan tidak suka usulan kami sedikit pun.”

“Demi Allah, umat Islam tidak akan maju bila terus begini. Mereka membela pemimpinnya yang salah dengan gigih karena khawatir akan dihukum,” ujarnya seraya meninggalkan tempat.

Amr binAsh serta merta menyuruh anak buahnya untuk memanggil orang itu. Ia menyadari hukuman Allah di akhirat tetap akan menimpanya walaupun ia selamat di dunia.

“Ini rotan, ambillah! Laksanakanlah hakmu,” kata gubernur Amr bin Ash sambil membungkukkan badannya siap menerima hukuman balasan.

“Apakah dengan kedudukanmu sekarang ini engkau merasa mampu untuk menghindari hukuman ini?” tanya lelaki itu.

“Tidak, jalankan saja keinginanmu itu,” jawab gubernur.

“Tidak, sekarang aku memaafkanmu,” kata lelaki itu seraya memeluk gubernur Mesir itu sebagai tanda persaudaraan. Dan rotan pun ia lemparkan.

Umar wafat pada tahun 23 Hijriah atau 644 Masehi. Saat salat subuh, seorang asal Parsi Firuz menikamnya dan mengamuk di masjid dengan pisau beracun. Enam orang lainnya tewas, sebelum Firus sendiri juga tewas. Banyak dugaan mengenai alasan pembunuhan tersebut. Yang pasti,ini adalah pembunuhan pertama seorang muslim oleh muslim lainnya.

Umar bukan saja seorang yang sederhana, tapi juga seorang yang berani berijtihad. Yakni melakukan hal-hal yang tak dilakukan Rasul. Untuk pemerintah, ia membentuk departemen-departemen.Ia tidak lagi membagikan harta pampas an perang buat pasukannya, melainkan menetapkan gaji buat mereka. Umar memulai penanggalan Hijriah, dan melanjutkan pengumpulan catatan ayat Quran yang dirintis Abu Bakar. Ia juga memerintahkan salat tarawih berjamaah.


Senin, 09 Februari 2015

Tata Cara Waktu Shalat Mazhab Ahlul Bait


Inilah tata cara Waktu Shalat Harian di syiah :
  • Waktu Shalat Subuh mulai terbitnya fajar sidik sampai terbitnya matahari.
  • Mulai terbitnya fajar sidik sampai munculnya rona merah di arah timur sebelum terbitnya matahari adalah waktu fadhilah(keutamaan) shalat subuh.
  • Waktu shalat Dhuhur dan Ashar mulai tergelincirnya matahari sampai magrib.
  • Waktu fadhilah(utama) shalat Dhuhur mulai dari saat tergelincirnya matahari sampai ketika bayang-bayang segala sesuatu mencapai panjang bendanya dan waktu fadhilah shalat ashar adalah setelah menyelesaikan shalat Dhuhur(atau ketika bayang-bayang segala sesuatu mencapai panjang dua kali lipat panjang bendanya
  • Waktu Shalat Magrib dan Isya' mulai saat hilangnya rona merah dari arah timur sampai pertengahan malam
  • Waktu Fadhilah Shalat Magrib mulai dari hilangnya rona merah di arah timur sampai saat hilangnya rona merah di arah sebelah barat dan waktu fadhilah shalat Isya dari saat hilangnya rona merah di arah barat sampai sepertiga malam.

Jumat, 06 Februari 2015

Bagaimana Hubungan Ulama Sunni-Syiah Selama ini?


“Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima ikhwan Syiah sebagai mazhab kelima? Hal yang mengherankan adalah mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Mereka berteriak “Tidak ada suni atau Syiah, hanya ada satu, Islam.” (Syekh Ahmad Deedat)

Syekh Ahmad Deedat, kristolog masyhur yang juga seorang ulama suni mengatakan:
Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima ikhwan Syiah sebagai mazhab kelima? Hal yang mengherankan adalah mereka mengatakan kepada Anda ingin bersatu. Mereka tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Mereka berteriak “Tidak ada suni atau Syiah, hanya ada satu, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah belah. Bisakah Anda membayangkan, kita suni adalah 90% dari muslim dunia dan 10%-nya adalah Syiah yang ingin menjadi saudara seiman, tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka (Syiah) yang seharusnya ketakutan.”

Kita perhatikan, bagaimana para Habaib negeri sudah lama menjalin hubungan dengan para ulama/muballigh Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah, yang kemudian tali silaturahmi dilanjutkan dilanjutkan oleh para ulama sekarang ini. Ini merupakan sedikit contoh konkrit hubungan silaturahmi yang terjalin diantara mereka:

Habib Ali Al Habsyi Kwitang, habib Ali Al Atthas Bungur, dan Syeikh Mudzaffar Ulama Syiah berdo’a bersama


Habib Ali Al Habsyi Kwitang, habib Ali Al Atthas Bungur, Ulama Syiah Syeikh Mudzaffar, Habib Salim Bin Jindan


Maktabah Alawiyyin Syiah Imamiyah 12 Indonesia, tahun 1379 H



Dari kiri Ali Baqir al-Musawi, Doktor Muhammad Sa’id Thayyib, Sayyid Hasyim as-Salmân, almarhûm Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Doktor Sâmi dan Amin al-Aththâs.



Syeikh Deedat dijenguk oleh ulama Syiah (Rey Shahry) ketika sakit




Ulama Syiah (Ammar Al-Hakim) dengan Syeikh Al-Azhar






Pertemuan ulama Sunni-Syiah tentang Persatuan Islam dan Kasus Palestina



Pemimpin spiritual Hammas Syeih Yasin berjumpa dengan pemimpin spiritual dan politik Syiah Sayyid Ali Khamenei



Habib Ali Al-Jufry (Yaman) duduk bersama para ulama Syiah




Habib Umar bin Hafid (Yaman) berjumpa dengan muballigh Sunni-Syiah Indonesia




Singkatnya, persaudaraan Sunni-Syiah dapat bersatu pada tata cara shalat mereka yang sangat sakral. Silahkan anda perhatikan perbedaan antara Imam dalam 2 foto di atas










Berbeda (Syiah) itu Sesat

Mengapa mereka berbeda 

Apa dalil atau alasan bagi mereka melakukannya
Apakah itu berarti orang yang berbeda itu berarti mereka sesat
Beberapa belakangan ini muncul kasus pertikaian antar mazhab yang terjadi di Sampang, Madura. Pertikaian yang terjadi antar sesama muslim yang berbeda mazhab. Mungkin akan lain ceritanya jika yang bertikai adalah sesama mazhab ahlussunnah, tetapi yang terjadi adalah antara mazhab ahlussunnah dengan mazhab ahlulbait biasa disebut mazhab imamiyah atau yang lebih dikenal dengan syiah.
Masih banyak pertanyaan yang timbul, ketika kita melihat seseorang melaksanakan ibadah-ibadah yang berbeda dengan kebanyakan orang. Walaupun mungkin kita tidak langsung mengucapkannya kepada yang bersangkutan, tapi pasti dalam benak kita akan muncul pertanyaan, “Kok gitu?”.  
Mengapa saya di sini memilih syiah, bukan ahmadiyah, bukan JIL, atau yang lainnya.  Hal ini tidak terlepas karena kehidupan pribadi saya. Saya pribadi (penulis) memiliki sedikit pengalaman dan pengetahuan tentang syiah secara langsung selama kurang lebih tiga tahun. Bukan hanya saya sendiri yang ahlussunnah saat itu, tapi terdapat puluhan bahkan ratusan orang yang belajar di sana yang bermazhab ahlusunnah bahkan hingga mereka luluspun masih bermazhab ahlussunnah.
Dalam kehidupan sehari-hari kami (sunni) bertemu dengan kaum “syi’i” (sebutan bagi orang syiah), bahkan berinteraksi dengan mereka. Mulai dari bangun tidur hingga bangun tidur lagi (saya dibesarkan di dalam pesantren yang di dalamnya terdapat kaum syiah). Saya tidak pernah menyesali hal itu, justru saya sangat bersyukur. Dengan mengetahuinya secara langsung dari mereka, membuat saya tidak mudah terprovokasi.
Seiring berjalannya waktu, setiap kegiatan yang kami lakukan di dalam pesantren tidak pernah satupun kami melihat suatu ajaran yang bertentangan dengan ajaran islam yang selama ini banyak digembor-gemborkan di luar sana. Tidak pernah satupun saya menemukan apa-apa yang sering diucapkan oleh sebagian orang yang mengatakan bahwa,
Al quran mereka (syiah) berbeda dengan dengan al quran kaum sunni,
Akidah, rukun iman dan islam syiah berbeda,
Dalam syiah terdapat seks bebas (nikah mut’ah atau kawin kontrak)  
Sholat hanya tiga waktu,
Tidak wajib sholat jum’at,
Tidak ada terawih di bulan ramadhan,
Wudhu dan sholatnya berbeda,
Ber-taqiyah dihadapan kaum sunni agar mereka mau masuk syiah,
Menuhankan imam mereka, dan masih banyak lagi..
Timbul lagi pertanyaan dalam hati kami, Apakah mungkin dari mereka saling berjanji antara satu dengan yang lain untuk selalu bertaqiyah dihadapan kami semua orang sunni?.
Apakah mungkin kami yang sunni tidak mengetahui (hal-hal yang di katakan orang-orang tentang kesesatan mereka) selama itu?.
Pastinya tidak.
Memang benar terdapat beberapa perbedaan-perbedaan dalam hal ibadah serta keyakinan. Namun perbedaan itu bukanlah hal yang fundamental yaitu ushuludin. Mereka hanya berbeda dalam hal furu’ (cabang) yang biasanya dibahas dalam kitab fikih. Padahal, perbedaan sunni syiah yang prinsipil, terletak pada persoalan tokoh pengganti Nabi Saw sebagai pemimpin sepeninggal beliau, baik dalam bidang pemerintahan ataupun keagamaan. Syiah berkeyakinan bahwa, Nabi Muhammad Saw, telah berwasiat dan menunjuk Imam Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti beliau, sedangkan kaum ahlusunnah berpendapat lain. Mereka berkeyakinan bahwa Nabi Saw tidak mewasiatkan jabatan tersebut kepada siapapun.
Apakah itu berarti mereka sesat?

Mayoritas masyarakat di Indonesia adalah bermazhab ahlussunnah. Ahlussunnah sendiri juga terbagi menjadi empat mazhab, yaitu mazhab syafi’i (dianut mayoritas masyarakat Indonesia), mazhab hanafi, mazhab maliki, dan mazhab hambali (selanjutnya akan disebut sunni). Pemberian nama mazhab itu sendiri jika dilihat adalah berasal dari imam mazhabnya masing-masing. Biasanya masyarakat ketika ditanya, “Mazhabnya apa?”, Mereka umumnya akan menjawab, “Mazhab saya ahlussunah wal jama’ah”, tanpa disertai dengan “embel-embel” salah satu dari keempat mazhab ahlussunah di atas.
Syiah sendiri adalah salah satu mazhab dalam islam. Ia banyak dianut di Negara Timur Tengah, sperti Iran, Iraq, Syiria, Libanon, Kuwait, Yaman, serta daerah lain seperti India, Pakistan, Afganistan, dan lainnya. Di Indonesia sendiri, syiah juga berkembang di beberapa daerah. Namun dalam perjalanannya banyak mendapat kritikan, cemohan, bahkan hujatan dikarenakan beberapa hal dalam pelaksanaan aktifitas keagamaannya berbeda dengan ahlussunnah atau sunni. Mungkin nanti di lain kesempatan, saya akan menjelaskan apa itu syiah secara lebih terperinci.
Oleh karena itu, saya merasa sangat sedih dan prihatin akan hal ini. Mereka hanya membaca literatur-literatur yang diterbitkan oleh kaum orientalis yang umumnya membenci islam dan kaum muslim, sehingga mereka berusaha sebisa mungkin memutarbalikkan fakta-fakta dengan harapan akan memecah belah dan memperlemah ikatan persaudaraan antar sesame muslim. Sehingga dengan sendirinya para pembaca yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup akan mudah mengatakan mereka syiah sesat. Bahkan ketika mereka mengajak beragumen dan mengeluarkan dalil-dalilnya, kita mengatakan, “ah, paling juga taqiyah (berdusta)!”.
Bagaimanapun juga, seseorang yang ingin mengetahui tentang  suatu kelompok atau aliran, seharusnya tidak hanya membaca dan mempelajari literatur yang ditulis oleh orang luar saja, tapi lebih penting lagi mempelajari sebanyak mungkin dari sumber-sumber aslinya. Sehingga mengetahui mana hal-hal yang prinsipil dan mana yang tidak.
Bahkan Allah SWT, memberikan arahan kepada kita tentang segala macam berita dan informasi agar kita lebih teliti kebenarannya (isi berita tersebut). Bukan langsung menerimanya.
  
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu “ (Al-Hujuraat: 6)
Beberapa artikel mungkin memuat tentang perbedaan sunni syiah, baik dalam hal ibadah, politik, sejarah dan lain sebagainya. Tidak ada niat menghasut atau memprovokasi, namun lebih kepada berbagi ilmu serta amar ma’ruf nahi mungkar.
Semoga setelah membaca artikel-artikel di blog ini, dapat membuka pikiran kita. Berfikir lebih jernih akan tentang hal  perbedaan. Bukankah Allah SWT sendiri tidak pernah menciptakan manusia sama antara yang satu dengan yang lain. Memang dibeberapa tempat terdapat kemiripan, namun dipastikan semua itu berbeda.
All’s different, because different it’s beautiful.