“Mohon maaf,
Bukankah Engkau dengar, wahai Dzat Pemberi karunia
Atas seruan doa dari hamba lemah yang ditimpa musibah
Yang tenggelam dalam lautan sedih dan gelisah
Terpenjara kesedihan dan dosa-dosa?
Itulah aku,
Yang tiada hari, kecuali menyeru dengan rendah hati
Sungguh-sungguh berdoa dan memohon
Karena terasa sempit bumi ini bagiku
Sementara penduduknya tidak tahu obatku apa
Sambutlah tanganku, wahai Dzat Yang Mahaagung, wahai Harapanku
Aku sungguh sangat berharap ampunan-Mu
Kini aku datang dengan tangis, rahmatilah tangisku itu
Aku menangis karena malu, betapa banyak dosaku pada-Mu
Aku terjerat gundah gulana, Engkaulah Sang Penghapus lara
Aku sakit, Engkaulah Penyembuhnya
Harapan telah menegurku dan aku pun menyeru
Wahai Rabb-ku, wujudkan harapanku
Bagiku mungkin azablah balasannya
Namun, aku berlindung dengan anugerah-Mu
Wahai Dzat tumpuan harapanku
Mohon kiranya Engkau beri aku maaf
Sebab aku tengah dirundung musibah dan penat”
(* Sumber : Nasha’ih Al-Ibad fi Bayani Alfazhi Munabbihat ‘ala Istidad li Yaum Al-Ma’ad; Syaikh Nawawi al-Bantani; Nashaihul ‘Ibad, Kumpulan Nasihat Pilihan Syaikh Nawawi al-Bantani, 2013)
Bukankah Engkau dengar, wahai Dzat Pemberi karunia
Atas seruan doa dari hamba lemah yang ditimpa musibah
Yang tenggelam dalam lautan sedih dan gelisah
Terpenjara kesedihan dan dosa-dosa?
Itulah aku,
Yang tiada hari, kecuali menyeru dengan rendah hati
Sungguh-sungguh berdoa dan memohon
Karena terasa sempit bumi ini bagiku
Sementara penduduknya tidak tahu obatku apa
Sambutlah tanganku, wahai Dzat Yang Mahaagung, wahai Harapanku
Aku sungguh sangat berharap ampunan-Mu
Kini aku datang dengan tangis, rahmatilah tangisku itu
Aku menangis karena malu, betapa banyak dosaku pada-Mu
Aku terjerat gundah gulana, Engkaulah Sang Penghapus lara
Aku sakit, Engkaulah Penyembuhnya
Harapan telah menegurku dan aku pun menyeru
Wahai Rabb-ku, wujudkan harapanku
Bagiku mungkin azablah balasannya
Namun, aku berlindung dengan anugerah-Mu
Wahai Dzat tumpuan harapanku
Mohon kiranya Engkau beri aku maaf
Sebab aku tengah dirundung musibah dan penat”
(* Sumber : Nasha’ih Al-Ibad fi Bayani Alfazhi Munabbihat ‘ala Istidad li Yaum Al-Ma’ad; Syaikh Nawawi al-Bantani; Nashaihul ‘Ibad, Kumpulan Nasihat Pilihan Syaikh Nawawi al-Bantani, 2013)
0 komentar:
Posting Komentar