Minggu, 09 Oktober 2016

Surat Wasiat Imam Husain As dan Kepergiannya dari Madinah Ke Karbala

karbala



Imam berkata kepada Muhammad bin Hanafiah, “Tinggallah engkau di Madinah dan sampaikanlah berita kepadaku!” Lalu Imam menulis sebuah surat dengan kandungan seperti berikut ini.


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, ini adalah wasiat yang diperuntukkan oleh Husain bin Ali kepada saudaranya, Muhammad bin Hanafiah.


 

 
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Tuhan yang Esa dan Ia tidak memiliki sekutu serta bahwasannya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya dan ia membawa kebenaran dari sisi Allah. Aku bersaksi Bahwasannya surga dan neraka itu benar dan tiada keraguan akan kedatangan hari kiamat serta orang-orang yang mati akan dibangkitkan untuk dihisab dan diberi pahala atau hukuman.

Ketahuilah bahwa aku keluar dari Madinah bukannya atas dasar thugyan dan kesombongan serta mencari kesenangan atau membuat kerusakan dan kezaliman, melainkan tujuanku adalah membuat perbaikan pada umat kakekku.  Aku bermaksud untuk melakukan amar makruf nahi munkar dan menghidupkan sirah kakekku Rasulullah saw dan ayahku Ali bin Abi Thalib. Barangsiapa yang menerima hakku telah menerima hak Allah. Namun, apabila masyarakat mencegah untuk menerima kebenaran, aku akan bersabar hingga Allah mengadili antara aku dan mereka dan Allah adalah hakim yang terbaik.

Saudaraku! Inilah wasiatku untukmu. Taufikku berada di tangan Allah dan aku bertawakkal kepada-Nya dan menuju kepada-Nya.”[ Biharul Anwar, jilid 44, hal. 329.  بسم الله الرحمن الرحيم هذا ما اوصي به الحسين  بن علي  ابن ابي طالب  الي اخيه  محمد بن حنفيه  ان الحسين  يشهد  ان لا اله الا لله و حده لا شريك له و ان محمد عبده و رسوله جا ء با  لحق من عند الحق. وان الجنه و النار حق و ان الساعه اتييه لا ريب فيها و ان الله يبغث من في القبور و اني لم اخرج اشرا و لا بطرا و لا مفسدا و لا ظالما و انما خرجت لطلب  الا صلاح في امه جدي  اريد ان امر با لمعروف و انهي  عن المنكر و اسير  بسيره  جدي و ابي علي ابن ابي  طا لب  فمن قبلني بقبول الحق فا الله اولي با لحق و من رد علي ا صبر حتي يقضي الله  بيني و بين القوم با لحق و هو خير  الحاكمين  و هذا و صيتي  يا اخي! اليك و ما تو فيقي  الا با لله عليه تو كلت و اليه انيب.]




Imam Husain as mengucapkan perpisahan dengan makam Rasulullah saw dan ibunya, Fatimah, serta saudaranya, Imam Hasan as. Pada pertengahan malam 3 Sya’ban atau 28 Rajab tahun 60 Hijriah, Imam berangkat menuju Mekkah.  Keluarga, anak-anak, saudara, keponakan, saudara perempuan, anak-anak saudara perempuan, anak-anak paman, dan mayoritas Ahlulbait juga ikut serta dalam perjalanan ini. [ Biharul Anwar, jilid 44, hal. 329 ]

Kafilah Imam Husain as bergerak dengan begitu cepat. Setelah beberapa hari, Imam tiba di Mekkah dan tinggal di sebuah rumah.  Abdullah bin Zubair sebelumnya juga pergi ke Mekkah dan berlindung di Haram. Ia mengharapkan umat Islam membaiatnya.  Oleh karena itulah, Abdullah merasa terganggu dengan kedatangan Imam Husain as karena mengetahui bahwa dengan adanya Imam Husain as, tidak ada yang akan membaiat dirinya.



Masyarakat Mekkah mengetahui kedatangan Imam Husain as sehingga pergi menuju rumah Imam. Imam Husain berada di Mekkah sepanjang  bulan Sya’ban, Ramadhan, Syawwal, Dzulqa’dah, dan delapan hari dari Dzulhijjah sambil menantikan peristiwa yang mendatang




-- Source : http://syiahmenurutsyiah.com/

0 komentar:

Posting Komentar