Rabu, 19 April 2017

Para Sahabat Setia Imam Ali




Salman Farsi adalah salah seorang sahabat yang paling utama Nabi Muhammad Saw dan Imam Ali As.Terdapat banyak hadis dari para Imam Maksum As tentang hal ini. [1] Di antaranya Rasulullah Saw bersabda, “Salman adalah bagian dari kami, Ahlulbait.” [2]


Malik al-Asytar Nakha’i, Malik bin Harits Abd Yaghuts Nakha’i yang terkenal dengan Malik Asytar lahir di Yaman. Ia adalah orang yang pertama kali berbaiat kepada Imam Ali As. Malik Asytar menjadi komandan perang pada perang Jamal, Shifin dan Nahrawan. [3]

Abu Dzar, (Jundab bin Junadah) yang dikenal dengan nama Abu Dzar adalah orang keempat yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw. [4]Setelah Nabi Muhammad wafat, ia adalah orang yang termasuk berdiri di barisan Imam Ali dan tidak berbaiat kepada Abu Bakar. [5]

Miqdad bin Amr (Miqdad bin Aswad Kandi) merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan memeluk agama Islam. Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, Miqdad adalah salah seorang yang tidak berbaiat kepada Abu Bakar dan ia selalu setia menyertai Imam Ali As ketika beliau menjalani masa diam selama 25 tahun. [6]

Kumail bin Ziyad Kumail bin Ziyad al-Nakha’i termasuk salah seorang tabiin sahabat Rasulullah Saw dan sahabat setia Imam Ali As dan Imam Hasan As. [7] Ia adalah termasuk salah seorang penganut Syiah yang berbaiat kepada Imam Ali As pada masa-masa awal kekhalifahan Imam Ali As. Ia juga turut berperang dalam peperangan melawan musuh. [8] Ammar Yasir merupakan salah seorang yang pertama kali menyatakan keislamannya kepada Nabi Muhammad Saw dan termasuk salah satu kelompok yang pertama kali dari kaum Muslimin yang berhijrah ke Habasyah. Ia berhijrah ke Habasyah dan setelah Rasulullah Saw berhijrah ke Madinah, ia menggabungkan diri dengan Rasulullah Saw. Setelah Rasulullah Saw meninggal, ia tetap setia dan komitmen di jalan Ahlulbait dan Imam Ali As. Selama masa pemerintahan Umar bin Khatab untuk beberapa lama ia menjabat sebagai Gubernur di Kufah, namun karena ia adalah seorang yang adil dan hidup sederhana, beberapa orang menyiapkan kelengserannya. Kemudian ia kembali ke Madinah dan berada di samping Imam Ali As lalu mengambil ilmu dari beliau. [9]

Ibnu Abbas (Abdullah bin Abbas) adalah putra paman Nabi Muhammad Saw dan Imam Ali. Ibnu Abbas sangat banyak menukil hadis dari Nabi Muhammad Saw. [10] Ibnu Abbas selama masa pemerintahan para khalifah, berkeyakinan bahwa Imam Ali As mempunyai kelayakan akan kedudukan khilafah itu. Ia selama masa pemerintahan Imam Ali As turut serta dalam peperangan Jamal, Shifin dan Nahrawan dan menjadi gubernur Basrah atas perintah Imam Ali As. [11]

Muhammad bin Abu Bakar (putra Khalifah pertama). Ia lahir pada tahun ke-10 Hijriah. Ia berkeyakinan bahwa para khalifah sebelum Imam Ali As sejatinya telah melanggar hak kekhilafahan Imam Ali dan berkata bahwa tidak ada orang yang layak untuk menempati kedudukan khalifah kecuali Imam Ali As. [12] Ia turut ikut serta dan menolong Imam Ali dalam peperangan yang terjadi pada masa kekhlalifahannya: perang Jamal, perang Shiffin. Pada bulan Ramadhan tahun ke-36 H menjadi Gubernur di Mesir. Dan ia terbunuh ditangan pasukan Muawiyah pada bulan Shafar 38 H. [13]

Maitsam al-Tammar, Maitsam Tamar Asadi Kufi, merupakan sahabat setia Imam Ali As dan Imam Husain As. Ia termasuk anggota Syurtah al-Khamis (Lasykar Pembela Ali dan Keluarganya). Kelompok ini merupakan golongan yang bersumpah dengan Imam Ali sedemikian sehingga sampai titik akhir penghabisan akan menyertai dan menolong Imam Ali As. [14]

Uwais Qarni, Uwais bin Amir Muradi Qarni yang terkenal sangat zuhud. Ia beriman pada masa Nabi Muhammad Saw. [15] Uwais merupakan sahabat setia Imam Ali As dan berbaiat kepada beliau untuk setia selama hayat dikandung badan. Ia adalah penolong setia dan pembela Imam Ali As yang selalu hadir dalam peperangan yang terjadi. [16]

Zaid bin Shauhan adalah penolong setia Imam Ali yang selalu turut serta dalam peperangan yang terjadi pada masa kekhlaifahan Imam Ali As. Ia gugur syahid dalam perang Jamal oleh pasukan Nakitsin. [17]

Sa’sha’at bin Shauhan Abdi adalah sahabat Imam Ali yang ikut serta dalam peperangan yang terjadi pada masa kekhlaifahan Imam Ali As. [18] Ia termasuk orang-orang yang membaiat Imam Ali As segera setelah Umar meninggal. [19]





Catatan Kaki



  1. Majlisi, jld. 22, hlm. 343.
  2.  Shaduq, Uyun Akhbār al Ridhā, jld. 1, hlm. 70.
  3. Nahj al-Balāgha, terjemah Muh, Dasyti, hlm. 565.
  4. Ibnu Sa’d, jld. 4, hlm. 224.
  5. Dāirah al-Māarif Tasyayu’, jld. 1, pembahasan tentang Abu Dzar.
  6. Ya’qubi, jld. 1, hlm. 524.
  7. Qutbuddin Rawandi, Minhāj al-Barā’ah, jld. 21, hlm. 219, Mufid, Ikhtishāsh, hlm. 6.
  8. Mufid, Ikhtishāsh,hlm. 108.
  9. Kumpani, hlm. 108.
  10. Mufid, Amāli, hlm. 140.
  11. Mufid, Jamal, hlm. 265, Ibnu Muzahim, hlm. 410, Ibnu Abil Hadid, jld, 2, hlm. 273.
  12. Susytari, Qāmus Rijāl, jld. 7, hlm. 495 dan jld, 6 hlm 293.
  13. Ibrahim Muhammad, jld, 1, hlm. 224 dan 285; Zirkili, jld. 6, hlm. 220.
  14. Barki, hlm.3.
  15. Ibnu Atsir, Usd al-Ghābah, jld. 1, hlm. 179.
  16. Ibnu Atsir, Usd al-Ghābah, jld. 1, hlm. 179.
  17. Mufid, Jamal, hlm. 59.
  18. Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld. 1, 289.
  19. Ya’qubi, jld. 2, hlm. 179.



Source : https://dialogsunnisyiah.com

0 komentar:

Posting Komentar